Siapkan Strategi, Bankir Yakin Persaling menolongan NPL Berlanjut ala Tahun 2022

Siapkan Strategi, Bankir Yakin Persaling menolongan NPL Berlanjut ala Tahun 2022 Siapkan Strategi, Bankir Yakin Persaling menolongan NPL Berlanjut ala Tahun 2022

BERITA - JAKARTA. Sejumlah bank mencairkan pencadangan guna mencedok laba cemerlang yang lebih optimal. Kendati  demikian, bankir meyakini perbaikan kualitas cicilan masih akan terus berlanjut tenggat penghujung 2022. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan rasio non performing loan (NPL) dekat Desember 2021 berada dekat level 3,0%. Padahal, NPL bank acuh mencapai puncaknya dekat level 3,35% dekat Juli bersama Agustus 2021. 

Bank menyiapkan strategi demi lebih hati-hati menyalurkan kredit hangat dan menyasar sektor yang sudah bertumbuh dan pulih saat ini. Seiring itu terus memitigasi risiko pemburukan kualitas portofolio.

Direktur Risk Management and Transformation Bank Tabungan Negara (BTN) Setiyo Wibowo memproyeksi NPL bisa dijaga dalam level 3,3% hingga 3,4% hingga akhir 2022. Ini lebih baik dibandingkan NPL BTN dalam 2021 dalam level 3,7%. 

“NPL BTN turun daripada 4,37% pada 2020 jadi 3,70% dalam 202 karena perbaikan dalam semua segmen baik konsumer, dan komersial maupun korporasi. Ini karena kualitas reaksi bisnis yang makin baik dan prudent,” ujar Setiyo kepada Kontan.co.id pada Selasa (8/2). 

Lanjut ia, koleksi hutang pun semakin terbuka demi strategi collection yang tersentralisasi  lagi memanfaatkan collection data analytics.  Selain itu, restrukturisasi hutang komersial berjalan bertimbang rencana bank. 

BTN mencatatkan jumlah total outstanding-nya mencapai Rp 40,39 triliun atau 14,7% mengenai total kredit dalam 2021. Sementara atas akhir 2020, total restrukturisasi Covid-19 dalam BTN mencapai Rp 57,52 triliun atau 22,1% terhadap total kreditnya.

Restrukturisasi Covid-19 ini terdiri dari  KPR subsidi 31,28%, KPR non subsidi 33,45%,  pinjaman komersial 12,5%, pinjaman korporasi 8,38%, pinjaman konsumer non perumahan 3,91% bersama pembiayaan syariah 10,34%. 

Dari total outstanding restrukturisasi Covid-19 terkemuka, hanya 3,3% yang bersetuju kategori beresiko mahal, seberjibun 2,67% bersetuju medium risk selanjutnya 94,03% berisiko rendah.  Adapun yang daya turun ke NPL mencapai 4,95%.

Direktur Manajemen Risiko BNI, David Pirzada menyatakan atas memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi bagi tingkatkan kualitas hutang 2022. Termeruyup ekspansi dengan perhatian prinsip kehati-hatian jadi pertimbangan utama. 

“NPL pada 2022 demi ditekan hadapan bawah 3% memakai percakap manajemen risiko. Adapun coverage ratio akhir 2021 233,38%, demi tetap ditingkatkan kembali semaka 276% hadapan 2022,” jelasnya pada pekan dahulu.

Ia menyatakan sampai akhir 2021, rasio NPL dempet 3,7%,Turun signifikan 60 bps yoy melalui 4,3% dempet 2020. Sedangkan rasio LAR include Covid-19 pun turun menjadi tercatat 23,3% dempet 2021. Sedangkan LAR dempet luar Covid-19 dempet level 12,3%.